Liputan6.com, Jakarta Henry Manampiring dikenal sebagai penulis buku dan aktif di dunia marketing alias pemasaran. Baru-baru ini, ia mengulas wajah pariwisata termasuk ekonomi kreatif Indonesia setelah dua tahun lebih diterjang pandemi Covid-19.
Kala jumlah kasus Covid-19 melandai, industri ini pun menggeliat. Orang-orang mulai berani traveling atau sebatas staycation di hotel. Rupanya, ada dua jenis pengguna hotel berdasar riset, yang diungkap Henry Manampiring.
“Pertama, Esensial, yakni orang-orang yang melihat hotel tuh yang penting untuk tempat tidur, menaruh tas, nyaman dan strategis. Itu sudah cukup. Yang penting aktivitas di luar ruangannya,” katanya kepada Showbiz Liputan6.com.
Setelahnya, ada kelompok lain yang disebut Maximum Experience. Mereka berpandangan bahwa hotel bagian dari destinasi. Mereka punya tuntutan lebih dari aspek fasilitas dan sejumlah fitur lain. Jumlah persentase dua kelompok ini hampir berimbang.
Kelompok Esensial
“Kelompok Esensial 52 persen sementara Maximum Experience ada sekitar 48 persen. Dari sini kita melihat bahwa secara ekosistem, kami bisa memenuhi kebutuhan tersebut,” Henry Manampiring mengulas.
Potensi sebesar ini membuat pelaku industri wisata dan ekonomi kreatif tak menyerah. Terjangan pandemi Covid-19 hingga kini belum usai. Karenanya, semangat untuk bangkit pun tak mengenal kata selesai.
Menyerah Saja Kali, Ya?
“Oh pandemi nih, kita menyerah saja kali, ya? Enggak, horizon kami jangka panjang. Pandemi suatu saat akan berakhir dan potensi Indonesia itu luar biasa,” penulis buku Filosofi Teras dan Hitam 2045 menyambung.
Henry Manampiring menyampaikan ulasan ini dalam kapasitasnya sebagai Regional VP Marketing of Red Doorz, dalam peluncuran kampanye “Buka Semua Pintu” di Jakata Selatan, baru-baru ini.
Tak Perlu Khawatir
Dalam kesempatan itu, Head of Integrated Communication RedDoorz Indonesia, Cut Nany menambahkan, publik tak perlu khawatir jika ingin bertemu sanak keluarga di kampung halaman, bepergian bareng keluarga, teman, atau sendiri saja.
“Karena kami membuka semua pintu untuk memenuhi kebutuhan tersebut melalui 2.700 properti yang tersebar di 190 kota di seluruh Indonesia. Kami optimistis mendukung ekonomi kreatif dan pariwisata yang berjalan bersisian,” ujarnya.
Sumber : https://www.liputan6.com/